|
Penataan
Lahan dan
Pengolahan
Tanah
Kedelai
dapat ditanam pada lahan yang ditata dengan sistem surjan dan tegalan.
•
Pada musim hujan, kedelai ditanam di guludan.
•
Pada musim kemarau, kedelai dapat ditanam di guludan
dan tabukan.
•
Untuk dapat ditanami kedelai, lahan perlu dilengkapi dengan
saluran cacing (kemalir).
• Tanah dibajak, digaru dan diratakan
• Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan
• Waktu tanam yang baik akhir musim hujan
Kedelai
mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau
disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyiangan
ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.
Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran
tanaman. Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :
PENGAIRAN
DAN PENYIRAMAN
Kedelai
menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek.
PENGELOLAAN HAMA
DAN PENYAKIT
Menyerang
pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Bertelur pada
permukaan daun. Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Menyerang
tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Penyemprotan diulangi pada
waktu kedelai berumur 1 bulan.
Gejala:
polong dan biji mengempis serta kering. Pengendalian : Varietas tahan layu,
sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.
Penyakit
ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas
tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal
Gejala:
daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah
rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua
menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat;
(2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO
Gejala:
daun tampak bercak dan bintik coklat. Gejala : batang menguning
kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
PANEN DAN PASCA
PANEN
-
Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau
disimpan.
KELUARAN
Teknologi budidaya kedelai di lahan kering
Teknologi budidaya kedelai di lahan kering
Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air
yang cukup selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat tumbuh baik
pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang
kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu
diberi pupuk organik dan pengapuran.
Air
Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele.
Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele.
Tanah diolah dengan bajak dan
garu/cangkul hingga gembur. Penanaman
Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha. Penyulaman
Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu.
Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha. Penyulaman
Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu.
Penyiangan I pada saat tanaman
berumur 2 minggu, menggunakan cangkul. Panen
Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat. Daun telah menguning dan mudah rontok
Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat. Daun telah menguning dan mudah rontok
Polong biji mengering dan berwarna
kecoklatan
Panen yang benar dilakukan dengan
cara menyabit batang dengan menggunakan sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan
mencabut batang bersama akar. Cara ini selain mengurangi kesuburan tanah juga
tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji.
Benih 40 kg @ Rp.
1.700,-
= Rp. 68.000,-
Pupuk :
Urea 50 kg @ Rp.
300,-
= Rp. 15.000,-
TSP 100 kg @ Rp.
480,-
= Rp. 48.000,-
Kcl 50 kg @ Rp.
550,-
= Rp. 27.500,-
Marshal 0,8 kg @ Rp.
35.000,-
= Rp. 28.000,-
Pengolahan tanah = Rp. 108.000,-
Penyiangan 35 OH @ Rp.
2.500,-
Jenis dan Varietas
Berdasarkan warna bijinya dikenal kedelai putih dan kedelai hitam. Pemeliharaan
kedelai hitam umumnya lebih mudah dari pada kedelai putih. Kendelai putih
membutuhkan tanah yang lebih subur, serta memerlukan pengairan dan pemeliharaan
lebih baik dari pada kedelai hitam.
Kedelai berumur panjang (90 – 120
hari) kedelai putih misalnya varietas Lawu, Pandan dan No. 29, sedangkan
kedelai hitam misalnya No. 16 dan No. 27.
Daerah dan Waktu Penanaman
Sebagai barometer untuk mengetahui
apakah keadaan iklim di suatu daerah, cocok atau tidak untuk tanaman kedelai,
dapat dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di aderah tersebut.Apabila
tanaman jagung dapat tumbuh baik dan hasilnya juga baik, berarti iklim di
daerah sesuai untuk tanaman kedelai. Budidaya tanaman kedelai umumnya ditanam
pada awal dan akhir musim hujan di sawah (teknis, setengah teknis dan tadah
hujan) dan lahan kering. Dengan pola tanam rotasi (tumpang gilir) dan atau
tumpangsari dengan tanaman setahun lainnya, misalnya jagung, padi, tebu dan
ketela pohon, sebagaimana banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung, NTB, dan NTT.
Lahan Kering
Pada I kedelai dipanen pad akhir
Desember dan jagung pada akhir Januari, serta pada II kedelai dipanen pada
akhir Mei dan jagung pada akhir Juni.
Tanah hanya dibersihkan dari je-rami
padi dan daun tebu, yang selanjutnya bibit kedelai ditebar atau ditugal
terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji kedelai. Teknik produksi yang
cukup intensif adalah sebagai berikut :
Jumlah bibit antara 40 – 50 kg per
ha untuk tanaman monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung,
yaitu 30 kg biji kedelai dan jagung 20 kg per ha.
Pengolahan Tanah
Di lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha.
Di lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha.
Penugalan Lubang
Untuk tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm, sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan setelah jagung tumbuh 2 – 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.
Untuk tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm, sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan setelah jagung tumbuh 2 – 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.
Penanaman Kedelai
Untuk tanaman monokultur, biji kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk tanaman tumpang sari, biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 – 3 minggu kemudian baru ditanam kedelai.
Untuk tanaman monokultur, biji kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk tanaman tumpang sari, biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 – 3 minggu kemudian baru ditanam kedelai.
Penyiangan Dan Pemupukan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 30 – 35 hari, dan setelah itu langsung dipupuk, yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari.Sedangkan untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung 40 – 45 hari dan setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 30 – 35 hari, dan setelah itu langsung dipupuk, yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari.Sedangkan untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung 40 – 45 hari dan setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.
Pemberantasan Penyakit
Untuk mencegah atau memberantas hama/penyakit, maka mulai umur 25 hari dan 50 hari disemprot dengan pestisida (karbofuran) sebanyak 5 – 10 liter.
Untuk mencegah atau memberantas hama/penyakit, maka mulai umur 25 hari dan 50 hari disemprot dengan pestisida (karbofuran) sebanyak 5 – 10 liter.
Caranya adalah dengan mencabut
batang tanaman, termasuk daunnya.
Produksi
Produksi kedelai yang diusahakan
secara monokultur secara intensif, se-benarnya dapat mencapai 2,00 – 2,50 ton
per Ha. Produksi kedelai yang diusahakan secara tumpangsari dengan jagung secara
intensif dapat mencapai 1,5 – 1,75 ton kedelai per Ha dan 2 – 2,5 ton jagung
per Ha. Dengan demikian pendapatan petani atau laba usaha akan meningkat dengan
adanaya kenaikan produksi dan harga.
Untuk mengantisifikasi pesatnya
permintaan di dalam negeri, selain meningkatkan kuantitas lahan budidaya (yaitu
pertambahan areal penanaman) juga harus dipertimbangkan peningakatan kualitas
budidaya (yaitu peningkatan produktivitas tanaman) dengan cara penerapan
teknologi budidaya tanaman kedelai yang lebih modern daripada teknologi yang
diterapkan selama ini.Perlunya teknologi yang lebih maju ini, mengingat tanaman
sebenarnya adalah tanaman sub tropis, sehingga budidaya tanaman kedelai di
negara tropis hasilnya lebih rendah dari pada di negara-negara sub tropis yang
mampu mencapai produksi hingga 4 ton per ha. Dengan penerapan teknologi yang maju
ini, sehingga produksi tanaman kedelai diharapkan akan meningikat setidaknya
menjadi rata-rata 2,5 ton per Ha.
Budidaya
tanaman kedelai di masa depan perlu menyusun perencanaan untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan-bahan kimia, dengan menerapkan teknologi yang akrab
lingkungan, yaitu penerapan teknologi bio-plus. Dengan penerapan teknologi yang
lebih maju dan mengurangi bahan-bahan kimia ini, maka PKT budidaya tanaman
kedelai kelak akan menghasilkan produktivitas yang lebih baik dan akrab
lingkungan. Masalah teknis yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman kedelai
antara lain masalah pengadaan bibit yang tidak terseleksi (bukan bibit unggul),
pengadaan pupuk dan obat-obatan, serta masalah iklim.
Kedelai merupakan bahan baku makanan yang bergizi seperti tahu dan tempe. Bagi petani, tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. Tanaman ini dapat diusahakan di lahan pasang surut. Tanaman ini tidak tahan genangan. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk membuat tanah jadi gembur dan membersihkan lahan dari rumput- rumputan, kayu, dan lain-lain. Lapisan yang beracun ini tidak boleh terangkat ke permukaan tanah karena dapat meracuni tanaman.
•
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (dua kali).
• Kedalaman pengolahan tanah di lahan potensial dan sulfat masam sekitar 20 cm
• Kedalaman pengolahan tanah di lahan potensial dan sulfat masam sekitar 20 cm
• Tanah diratakan menggunakan garu.
Varietas
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk dibudidayakan di lahan pasang surut antara lain Galunggung, Lokon, Wilis, Dempo, Guntur, dan Kerinci.
Benih Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, benih yang digunakan perlu memenuhi persyaratan berikut:
•
Bersih atau tidak tercampur biji-bijian tanaman lain dan kotoran.
• Bersih, tidak keriput, dan tidak luka/tergores.
• Jumlah benih yang diperlukan untuk setiap hektar lahan adalah 40-45 kg
• Bersih, tidak keriput, dan tidak luka/tergores.
• Jumlah benih yang diperlukan untuk setiap hektar lahan adalah 40-45 kg
Penanaman
Kedelai dapat dibudidayakan secara tunggal (monokultur) atau ditumpangsarikan (diselingi) dengan jagung.
• Benih yang sudah ditaruh di lubang tanam ditutup dengan tanah
Kedelai dapat dibudidayakan secara tunggal (monokultur) atau ditumpangsarikan (diselingi) dengan jagung.
• Benih yang sudah ditaruh di lubang tanam ditutup dengan tanah
Tumpangsari dengan jagung
• Jarak tanam jagung antar-barisan tanaman tidak boleh kurang dari 2 meter, sedangkan jarak tanam dalam barisan 40 cm. Kalau ditanam di lahan yang belum pernah ditanami kedelai, benih sebaiknya dicampur dengan rizobium seperti Legin. Bila rizobium tidak tersedia dapat
menggunakan tanah yang sudah pernah ditanami kedelai. Inokulasi rizobium bertujuan untuk mengurangi pemakaian pupuk nitrogen (urea) karena tanaman kedelai dapat memanfaatkan nitrogen yang ada di udara setelah diinokulasi dengan rizobium
Cara menginokulasi kedelai
• Siapkan benih kedelai dalam jumlah yang cukup.
• Siapkan rizobium sebanyak 7,5 gram untuk 1 kg benih, atau tanah yang telah ditanami kedelai se- banyak 1 kg untuk 9 kg benih.
• Benih, rizobium atau tanah tersebut dimasukkan ke ember yang diisi air secukupnya.
• Sebelum ditanam, biji yang telah diinokulasi ter- sebut dikeringkan di tempat yang sejuk
Kedelai
tidak dapat tumbuh baik di lahan yang sangat masam
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan bertujuan untuk:
• Mengurangi persaingan antar-tanaman dalam menyerap unsur hara di tanah yang kurang subur.
• Mencegah tanaman kekurangan sinar matahari di tanah yang subur.
Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya
Penyiangan
• Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
• Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
Penyemprotan herbisida
dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam
• Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
• Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
Penyemprotan herbisida
dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam
1 comments:
kedelai NTB
Posting Komentar