Loading
Tampilkan postingan dengan label Cucak Rowo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cucak Rowo. Tampilkan semua postingan

Cara Ternak Cucak Hijau




Cara merawat Burung Cucak Ijo, Perawatan Cucak Ijo Setelah Lomba, Karakteristik cucak Hijao, Bagaimana Budidaya Cucak Hijau, Makanan Cucak Hijau, cara Penanganan Burung Bila Over Birahi
Burung Cucak Hijau adalah salah satu burung yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bintangnya semakin gemilang, terbukti di lomba-lomba burung berkicau di beberapa daerah, kelas yang dibuka untuk burung ini selalu penuh.Bahkan sudah sangat banyak transfer gacoan Cucak Hijau dengan nilai sangat fantastis.

KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK HIJAU
Semi fighter. Burung ini bukanlah burung petarung murni, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
Takut gelap. Burung Cucak Hijau tidak suka gelap dan gampang panik apabila berada pada lingkungan atau suasana yang gelap. Hindari menempatkan burung ini pada tempat yang gelap, apalagi membawanya pada malam hari. Karena akan mengakibatkan burung ini akan panik, nabrak ruji kurungan, bulunya rontok dan dapat menjadi stress.
Sangat cerdas, gampang menirukan tapi sangat gampang lupa. Dalam kondisi normal, burung ini dapat merekam suara isian yang ada disekitarnya dengan sangat cepat. Sangat mudah di master, tetapi apabila dalam kurun waktu tertentu tidak mendengar suara-suara master yang sudah ada, maka dengan gampang hilang dari memorinya.
Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.



Untuk membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut:
1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya
3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
Proses ini bisa dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.
Untuk mengetahui apakah mereka bisa akur atau tidak, sesekali mereka dicampur terutama di saat dimandikan di karamba. Kalau mereka tidak tengkar, maka bisa dicoba dijadikan satu. Kalau masih ada tanda-tanda bertengkar, maka perlu dipisah lagi. Lakukan hal itu sampai burung benar-benar mau dikumpulkan jadi satu tanpa saling serang.
Sekadar tips dari saya, jika burung Anda sulit atau lama berjodoh, maka Anda bisa menggunakan BirdMature. BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung penangkaran. BirdMature sudah teruji di kandang penangkaran lovebird punya Om Dwi, DT BF Jogja, dan penangkaran murai batu Black BF Cilacap.
Setelah penjodohan selesai, maka kedua burung langsung dimasukkan ke kandang penangkaran.

PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK HIJAU YANG BAIK

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Hijau.
Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cucak Hijau kelamin jantan dapat dilihat dari postur tubuh yang panjang serasi, ekor lebih panjang, tulang belakang dan supit kecil rapat, warna bulu lebih tegas, paruh berwarna gelap, warna bulu di bagian bawah leher berwarna hitam dan membentuk topeng pada wajahnya, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK HIJAU

Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN CUCAK HIJAU

Perawatan harian untuk burung Cucak Hijau relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Hijau:
Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING

Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum'at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.

PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja

PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
Mandi dibuat 2 hari sekali saja
Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cucak Hijau lain dahulu
Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari


PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Hijau:
H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.

PENTING
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.


PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cucak Hijau:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.


PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master

Tips 

1. Jika burung jantan untuk penangkaran tidak juga gacor merayu betina meski secara umum terlihat sehat atau burung betina tidak juga matang kelamin meski sudah berusia di atas 7 bulan; atau telor-telor burung tidak isi dan karenanya tidak bisa menetas, kita perlu memastikan bahwa si jantan bisa memproduksi sperma yang “berisi” dan kesehatan reproduksi betina benar-benar maksimal. Kalau kita ragu bagaimana caranya, pastikan saja kita menggunakan Bird Mature.

Selama kondisi alat-alat reproduksi dalam keadaan normal, Bird Mature sudah terbukti meningkatkan kesempurnaan proses reproduksi burung-burung penangkaran. Tidak hanya kenari, tetapi semua jenis burung.
2. Jika burung-burung anakan dari penangkaran kita gampang mati, atau kakinya sering pengkor, lembek, karena daya tahan tubuh secara umum lemah, kita perlu memastikan bahwa indukannya mengonsumsi Bird Mineral.
Bird Mineral tidak hanya bagus untuk anakan tetapi juga indukan karena Bird Mineral menjadikan bulu kuat, mulus, berkilau sehabis molting atau ngurak alias mabung; burung tidak terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis (tumit bengkak); menjadikan anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat keting (tendo); burung tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi, daya tetas tinggi; kematian embrio rendah.

Memperbaiki Kicauan Burung Cucak Rowo



Salah satu hal yang menjengkelkan bagi pecinta burung adalah burung tidak mau bunyi. Mungkin beberapa tips ini bisa memberikan obat buat anda yang lagi bingung mencari jawaban permasalahan tersebut.

1. Pastikan burung anda dalam keadaan sehat. Hal itu dapat dilihat dari tingkah laku dan kotoran burung tersebut. Burung Cucak Rawa yang sehat berperilaku agak liar dan tidak malas. Sedangkan kotoran burung yang sehat yaitu tidak encer /mencret dan berwarna sesuai makanannya. Bila diberi makan pelet hijau maka kotoran harus hijau bukan putih.
2. Jemur burung mulai jam 7-9 pagi setiap hari supaya burung tidak kutuan dan bisa bergerak lincah. Sediakan air yang cukup untuk mandi atau mandikan dulu baru dijemur.
3. Pastikan setiap hari burung memakan extra fooding berupa jangkrik atau kroto. Tapi saya sarankan kasih jangkrik pagi 4 sore 4 biji untuk menghangatkan badan. Pemberian extra fooding yang berlebihan membuat burung sangat birahi dan bulunya menjadi kusam.
4. Carikan pasangan baik jantan maupaun betina untuk merangsang berkicau (saling bersahutan) tetapi jangan yang betul betul jadi (umur diatas 3 th) karena secara mental burung kita pasti kalah dan jadi macet.
5. Tambahkan mineral pada air minum dan ganti setiap hari.

Penyakit Pada Cucak Rowo dan Cara Pengobatannya



Bulu Rontok
Seperti pada jenis unggas lain, setiap satu tahun sekali, Cucak Rawa akan mengalami pergantian bulu dan biasanya terjadi sesudah musim kawin. Di dalam kandang penangkaran, perkawinan diupayakan lebih dari satu kali dalam setahunnya. Dalam keadaan seperti ini biasanya bulu-bulu burung akan lepas dengan sendirinya, tetapi kemudian akan tumbuh bulu baru sebagai penggantinya. Pergantian bulu ini tidak perlu dicegah, karena merupakan proses alami yang harus terjadi dan untuk perbaikan masa yang akan datang. Biasanya semakin bertambah usia, bulu burung akan tampak semakin indah dan sempurna.

Hal -Hal Yang perlu Diperhatikan Dalam Beternak Burung Cucak Rowo

Burung Cucak Rowo atau Burung Cucak Rawa adalah salah satu jenis burung berkicau terbaik di Indonesia, burung ini sangat banyak digemari oleh kicaumania dan bernilai ekonomis sangat tinggi. Salah satu yang menjadikan harga nilai jual burung Cucak Rowo tersebut menjadi tinggi adalah jenis suaranya dan lagu-lagu yang di-nyanyikannya. Banyak wacana dan opini keliru yang berkembang mengenai jenis-jenis suara burung Cucak Rowo ini, tetapi tidak satupun dapat dibuktikan secara ilmiah. Terutama untuk suara ropel pada burung Cucak Rowo.


Hal tersebut diatas bisa dibuktikan dengan fakta-fakta yang kita jumpai di keseharian kita sebagai berikut :

Perawatan Anak Burung Cucak Rowo

PERAWATAN PASCA TELUR MENETAS

Apabila telah diketahui kapan kira-kira telur akan menetas, persiapkan segala sesuatnya dengan cermat, telaten dan penuh perhatian. Dalam dua atau tiga hari menjelang telur menetas hendaknya telah disediakan kroto atau serangga lain yang lembut dan lunak agar sewaktu-waktu menetas induk langsung dapat memberi makan anak-anaknya sesuai kehendaknya.

Di dalam sangkar induk tidak bisa secara bebas mencarikan makan untuk anaknya, maka kebutuhan pakan untuk anak burung harus selalu diperhatikan dari hari ke hari. Karena kebutuhan makannya tidak selalu sama dari hari ke hari sejak umur 1 hingga 15 hari, anak akan mulai belajar keluar sarang terutama saat bulunya sudah mulai lengkap. Induk burung akan memilih dan memberikan jenis pakan yang sesuai cocok dengan anaknya, sesuai dengan umur dan besar anaknya. Pada tahap menyuapi ini pemberian pakan ekstra berupa serangga, tidak boleh terlambat, agar pertumbuhan anak burung tidak terlambat, dan mungkin akan mengalami kegagalan. Setelah anak Cucak Rawa mulai keluar dari sarang, jumlah jatah pakan perlu ditambah. Pada tahap ini, anak burung akan selalu minta disuapi dan kelihatannya selalu lapar dan ingin makan.

Cara Menjodohkan Burung Cucak Rowo dan Kendalanya

Bila calon induk yang akan ditangkarkan telah dipilih serta telah memenuhi syarat tersebut di atas, tiba saatnya untuk memasukkannya ke dalam kandang penangkaran. Menjodohkan atau
memasukkan burung ke dalam kandangpun ada tekniknya tersendiri, yakni sebagai berikut:

1. Masukkan burung jantan ke dalam kandang penangkaran terlebih dahulu, hingga benar- benar tampak tenang dan tidak lagi gelisah, syukur sudah mau berkicau
2. Dekatkan atau tempelkan sangkar/kurungan yang berisi burung betina pada kandang penangkaran yang sudah berisi burung jantan calon pasangannya, pada salah satu dinding kandang dan amati terus. Bila keduanya telah mulai tertarik dan mendekat serta menunjukkan isyarat gerak yang cocok, barulah mulai dengan tahap berikutnya yaitu memasukkan burung betina ke dalam kandang penangkaran
3. Masukkan Cucak Rawa betina dalam kandang penangkaran secara hati-hati, agar si jantan tidak terkejut dan menyebabkan ketakutan serta menghambat adaptasi keduanya. Waktu yang tepat untuk memasukkan burung betina adalah sore hari menjelang tidur, dengan maksud agar keduanya dapat segera tenang dan tidak saling menyerang. Ikuti dan awasi terus perkembangannya agar dapat dipastikan bahwa keduanya akur dan tidak saling menyerang. Apabila dalam beberapa hari sudah mulai tampak akur dan selalu rukun, dapat diharapkan pasangan ini akan segera menghasilkan keturunan

1. Berikan cukup makanan baik makanan buatan, buah-buahan maupun makanan ekstra berupa serangga, belalang atau jangkrik. Air minum dan kolam rawa atau kolam buatan agar selalu dijaga kebersihannya serta mengganti airnya.
2. Pada waktu memberikan makanan ekstra, berupa belalang atau jangkrik, usahakan agar dibantu dengan tangan atau lidi, agar terjalin kontak langsung dengan pemilik. Kontak secara langsung dengan burung perlu latihan atau pendekatan sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Kontak langsung ini sangat diperlukan, agar terjalin hubungan kasih saying. Bila kontak langsung sering dilakukan, maka setiap kali kita datang ke lokasi kandang, burung akan menyambut gembira dan penuh harap untuk mendapatkan hadiah makanan kesayangan
3. Setelah beberapa waktu akan tampak jelas adanya kehidupan yang rukun, penuh kegembiraan yang diselingi dengan canda dan saling berkejaran riang namun tidak menyerang
4. Secara naluriah, seperti ketika masih di hutan, biasanya pasangan burung ini akan membuat sarang dan mulai bertelur menjelang musim penghujan, yaitu sekitar bulan Juli-Agustus. Apabila pasangan ini sama-sama tampak mengumpulkan rumput kering atau bahan lain dan mulai menyusun sarang, segera berilah tambahan daun cemara, rumput kering ataupun serabut kelapa agar burung mudah mencari bahan sarang
5. Setelah segalanya dirasa siap, maka si betina akan segera bertelur antara 2 sampai 3 butir. Tetapi ada kalanya burung akan bertelur sampai 4 butir. Tetapi pada umumnya Cucak Rawa hanya bertelur 2 butir saja. Telur yang semula berwarna putih ini lama-lama menjadi agak kekuningan dan kemudian akan muncul bintik-bintik coklat muda kekuning-kuningan. Pengeramannya biasanya dilakukan secara bergantian. Pada hari ke empat belas, biasanya telur akan segera menetas. Anak Cucak Rawa akan diasuh oleh kedua induknya secara bergantian.

KENDALA UTAMA PENANGKARAN

Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina. Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Sebagai salah satu contohnya adalah Bird Mature.

Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir. Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan. Fungsi utama BirdMature memang meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun dia juga memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu burung. Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian anakan piyikan burung bisa ditekan.

CARA PENANGKARAN BURUNG CUCAK ROWO

Sebelum penangkaran Cucak Rawa dimulai, terlebih dahulu perlu dilakukan seleksi atau pemilihan terhadap burung-burung ini, terutama apabila jumlah yang dimiliki cukup banyak. Tetapi apabila burung yang ada jumlahnya terbatas, maka seleksi semacam tidak perlu dilakukan. Seleksi ini dimaksudkan agar memperoleh pasangan calon induk yang memenuhi syarat, yang diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang bermutu dan memuaskan.

Cara Perawatan Burung Cucak Rawa

PERLENGKAPAN MEMELIHARA

Tempat
Cucak Rawa bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm-2,5 Cm. walau sekarang banyak tangkringan jadi yang tersedia di pasaran, namun lebih baiknya gunakan kayu asam untuk tangkringan, kecuali burung tersebut sebelumnya sudah terbiasa dengan tangkringan jenis yang lainnya. Ada beberapa kasus juga, Cucak Rawa berhenti berkicau/macet sementara saat menyesuaikan dengan tangkringannya yang baru.


Membedakan Burung Cucak Rowo



CIRI JANTAN DAN BETINA 
Cucak Rawa termasuk burung monomorfik di mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin burung Cucak Rawa oleh para penangkar.





Jantan 

Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan bulu. Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah. Bulupunggung dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata. Ekor lebih panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak melengkung. Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.


Betina

Kepala lebih datar, dengan bulu berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu. Bulu rahang lebih kotor, tampak putih keabu-abuan. Garis-garis hitam putih kurang jelas. Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang. Paruh lebih pipih dan cenderung tampak lebih cantik. Garis hitam di bawah mata dengan warna lebih ringan.




Dari tingkah laku dan gerakannya, burung Cucak Rawa dapat diketahui sekaligus dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila Cucak Rawa telah jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa ada rasa takut.


Jantan

Gerakannya lebih agresif, sering melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani. Bila melihat lawan jenisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang. Banyak gerakan kaki dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya mengarah ke bawah. Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras bernada memanggil.


Betina

Gerakan lebih lamban dan tampak halus. Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang sedikit agak dikembangkan paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan seperti anak Cucak Rawa yang minta disuapi induknya. Sambil mendekat menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badan serta ekornya agak terangkat keatas. kepala sering merunduk atau merendah ke depan merendah sejajar dengan punggungnya.


Suara 


Dari suaranya, burung Cucak Rawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibutuhkan waktu yang relatif lama.


Jantan

Lebih sering menyampaikan nada panggil tinggi, keras dan melengking. Banyak variasi nada dan irama yang sering diperdengarkan. Bila berkicau bersama atau berpasangan akan memimpin irama lagunya. Secara garis besar suaranya *Klang Kling Klung* saja


Betina

Suara terdengar besar dan dalam, seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan. Variasi suara lebih monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja. Perbandingan ini akan nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau bersahut-sahutan saling didekatkan. Namun ada juga burung betina yang dapat bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau menentukan antara jantan dan betina. Secara garis besar suaranya *Klang Kling Klung* diakhiri dengan *Kliuk*


Walaupun secara tampilan, Cucak Rawa tidaklah semenarik burung beo, burung kepodang, burung murai, kacer ataupun burung jenis lain yang memiliki warna yang indah. Bahkan dibandingkan dengan satu kerabatnya yakni burung kutilang, warna Cucak Rawa belumlah sebanding keindahannya. Akan tetapi, walaupun sosoknya kurang menarik, Cucakrawa memiliki suara yang cukup tinggi nilai ekonomisnya, harganya terus naik demikian halnya dengan kharismanya sebagai kicauan unggulan tidak diragukan lagi.

Tingginya harga Cucakrawa bakalan, maupun yang sudah jadi menjadi pertimbangan tersendiri bagi para penggemar kicauan, terutama bagi penggemar pemula untuk memilikinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa Cucakrawa memiliki kelas tersendiri dan seakan terkesan sebagai burung kelas atas. Terlebih sampai dengan saat ini para penggemarnya hampir sebagian besarnya didominasi oleh kalangan pengusaha maupun para penggemar yang penghasilannya cukup baik. Citra Cucak Rawa yang baik inilah yang membuat burung ini sulit didapati di alam bebas, bahkan di pasaran sekalipun.

Namun bila diamati tidak demikian halnya adanya. Cucak Rawa walaupun memiliki harga yang relatif tinggi ternyata murah untuk dipelihara bila dibandingkan dengan memelihara burung berkicau jenis yang lainnya. Makanan kesehariannya adalah pisang/buah-buahan dan diselingi dengan voor. Makanan tambahannya bisa berupa jangkrik 5 ekor pagi 5 ekor sore, dan kroto (tidak wajib). Porsi EF tersebut tidaklah sebanyak yang kita butuhkan manakala memelihara jenis burung yang lainnya. Bisa dikatakan, memelihara Cucak Rawa sesimple memelihara trucukan atau kutilang hanya karena faktor mahalnya harga bakalan burung ini, maka kita tidak mau bereksperimen. Andaikata mau bereksperimenpun dengan cara yang sangat hati-hati.
Kalau diistilahkan, membeli burung Cucak Rawa seperti membeli motor 4 tak. Harga di awal saja yang tinggi, setelah itu dalam kesehariannya irit bensin, tanpa perlu membeli olie samping sebagai pelengkap EF hariannya seperti halnya bilamana kita membeli motor 2 tak.

Termasuk suatu hal yang kurang tepat pula bila menyebut bahwa Cucak Rawa adalah burung termahal. Sebab tidak sedikit pula burung jenis yang lainnya yang bandrolnya memasuki 7 digit, bahkan bisa 8 digit bilamana berprestasi.
Sedikit kesimpulan yang bisa kita tarik adalah
CUCAK RAWA harga awalnya saja yang tinggi, namun untuk perawatannya bisa dibilang murah meriah.

Menjaga Kemurnian Suara Cucak Rowo

Para penggemar fanatik Cucak Rawa rata-rata memiliki keinginan yang sama, yakni memiliki kicauan Cucak Rawa yang suaranya tidak terkontaminasi oleh suara yang lainnya.
Dengan kata lain, Cucak Rawa yang memiliki citarasa yang baik adalah Cucak Rawa yang memiliki orisinalitas suara/kemurnian suaranya terjaga dengan baik.
Salah satu enyebab suara Cucak Rawa kurang berkualitas lebih dipengaruhi perawatan serta perlakuan yang kurang baik. Walau tidak sepenuhnya benar, dan tidak sepenuhnya pula bisa berhasil, Cucak Rawa yang memiliki suara kurang baik masih dapat diperbaiki.

RAGAM JENIS BURUNG CUCAK ROWO


RAGAM JENIS MERBAH/CUCAK 
Mengenal Burung Cucak Rowo di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak). Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda. Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).

Mengenal Burung Cucak Rowo dan Penyebarannya

Cucak Rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789). Cucak Rawa tergolong sebagai burung yang berukuran sedang, panjang tubuh totalnya (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm.

Jantan dan betina berwarna serupa, bulu mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga atau kuning jerami pucat, bulu strip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Bulupunggung berwarna coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat zaitun. Bulu dagu dan tenggorokan berwarna putih atau semu putih, bulu leher dan dada berwarna abu-abu bercoret putih. Bulu perut berwarna abu-abu, dan bulu pantat berwarna kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh berwarna hitam, dan warna kaki coklat gelap. Disetiap asal usulnya ada perbedaan warna mulai dari sumatra badan besar, warna kepala kuning kecoklatan. Sebaliknya yang berasal dari kalimatan hanya berwarna kuning saja. Burung Cucak Rawa kerap kali bermisai halus, beberapa pula dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.

Burung Cucak Rawa atau Cucak Rowo merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) merupakan suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.

Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain seperti cucak (Jawa), tempuruk, empuruk. tempulu’, empulu’, pampulu, empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan), dan lain-lain.

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Pycnonotidae
Genus : Pycnonotus
Spesies : P. zeylanicu
Nama binomial : Pycnonotus zeylanicus

Kebiasaan dan Penyebaran
Seperti namanya, Cucak Rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, ataupun di tepi hutan. Cucak Rawa sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas. Burung ini senang menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, mereka memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu serangga dan sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan. Suaranya lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan. Di alam bebas, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah dari jenis-jenis beringin. Burung ini sering didapati berpasangan atau berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil.

Cucak Rawa membuat sarang di atas pohon atau perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir. Cucak Rawa menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa di bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.

Burung Cucak Rawa hidup di hutan belantara terutama di daerah rawa atau pada muara sungai kecil yang dangkal dan berair tenang, karena burung ini gemar mandi dan berjemur sinar matahari di waktu pagi sambil berkicau riang diatas dahan dan ranting yang menjorok di atas sungai. Mereka hidup secara begerombol atau berkelompok terutama pada senja hari di menjelang matahari tenggelam. Pada pagi hari mereka akan mandi bersama dengan berkicau riang. Setelah puas, mereka akan terbang secara berpasangan untuk mencari makan.

Pada saat musim kawin tiba, yaitu menjelang musim penghujan sekitar bulan Juli sampai dengan bulan September, pasangan dewasa akan mulai membuat sarang secara bersama-sama. Untuk menghindari gangguan dari musuh alami atau manusia, burung ini biasanya membuat sarang pada pucuk ranting yang tinggi atau pada ranting yang kering. Sarang biasanya dibuat dari ranting-ranting kecil dan rumput-rumput kering, yang dibentuk menyerupai mangkok. Setelah sarang selesai dibuat, tiba saatnya burung betina akan bertelur antara 2 sampai 4 butir, tetapi biasanya hanya 2 telur saja. Selama kurang lebih 2 minggu, telur-telur ini akan dierami oleh induknya secara bergantian. Setelah menetas, secara bergantian pula, induknya akan menyuapi anak-anaknya. Pada saat umur 3 bulan, anak Cucak Rawa mulai diajak keluar sarang untuk belajar terbang agar dapat mencari makan sendiri. Telur yang berhasil menetas biasanya terdiri atas jantan dan betina, yang selanjutnya akan menjadi pasangan induk baru. Tetapi tidak jarang terjadi, pasangan bukan dari satu tetasan atau satu induk, tetapi ditemukan setelah mereka dewasa.

Musuh alami burung Cucak Rawa adalah ular dan binatang hutan lainnya. Dewasa ini, musuh Cucak Rawa yang paling berbahaya adalah manusia. Karena nilai jualnya tinggi, berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan cucakrawa, baik dengan cara dijaring, dipikat, bahkan dengan cara dipancing. Sasarannyapun bervariasi, mulai dari Cucak Rawa anakan, Cucak Rawa muda-hutan, sampai Cucak Rawa dewasa. Bahkan telurnyapun sering diambil untuk ditetaskan. Tindakan ini mengakibatkan populasi Cucak Rawa di habitat aslinya menurun secara drastis, karena semata-mata untuk mengejar keuntungan dan penyaluran hobi tanpa memperhitungkan segi-segi negatifnya. Bila hal ini tidak segera mendapatkan perhatian, maka dapat dipastikan dalam waktu dekat jumlah Cucak Rawa akan semakin menipis bahkan mungkin punah. 

Artikel Terpopuler