Cara Budidaya Bawang Daun Cara Budidaya Bawang Daun

Loading

Cara Budidaya Bawang Daun


Cara Budidaya Bawang Daun / Daun Bawang
Untuk orang Indonesia, persyaratan dari daun bawang tampaknya tidak akanselesai tidak. sebagai hasil dari tanaman yang umum digunakan dalammasakan Indonesia. Selain itu, pada acara-acara besar lebar tersebut.Sebagian besar orang Indonesia dapat merasa kurang jika tidak menggunakanbawang daun dalam memasak. Oleh karena itu, budidaya bawang perai masihdikembangkan.

Biasanya, daun bawang bisa gaya tambahan lezat ketika ditambahkan ke dalam sayuran di samping kentang dan opor ayam Kupat. Mengingatpentingnya daun bawang, itu akan menjadi tambahan yang berguna untukmemahami bagaimana bibit bawang prei, dalam bahasa Latin disebut sebagaisebutanAllium fistulosum L., yang dibudidayakan.


Nama Latin: Allium fistulosum L.
Nama Inggris: Welsh onion
Famili : LILIACEAE


1. Cultivar

Rp (Lokal Cipanas), Fragrant, Miranda, Freda, Lorie,
Linda


2. Pembibitan dengan Persemaian

  • Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan. Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
  • Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
  • Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
  • Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
  • Setelah berkecambah penutup dibuka.
  • Penyiraman setiap hari.
  • Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 - 1/2 dosis anjuran dengan cara semprot (umur 1 bulan).
  • Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.


Pembibitan dari Anakan

  • Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat.
  • Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan akar/daun tua.
  • Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan.
  • Buang sebagian daun.
  • Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.


3. Pengolahan Lahan

  • Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
  • Pembedengan untuk tanah sawah/tanah darat (lahan kering):
    • Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
    • Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.
    • Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.
    • Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm dengan lebar antar bedengan 25-30 cm.
    • Campur merata dengan tanah, 10-15 ton/ha pupuk kandang dan ratakan permukaan bedengan.
  • Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
  • Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel
    dosis pupuk budidaya bawang daun 


4. Penanaman

  • Biasanya ditanaman dengan pola tanam tumpang sari. 
  • Bibit ditanam di antara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari bawang daun.
  • Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen.
  • Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman cabe, wortel dan sayuran daun lain.
  • Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
  • Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm. Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong.
  • Sebagian akar dari bibit dari rumpun induk juga dibuang.
  • Rendam dalam larutan fungisida konsentrasi rendah (30-50 prosen dari dosis anjuran) selama 10-15 menit.
  • Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.


5. Pemeliharaan

  • Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam.
  • Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
  • Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen
  • Potong tangkai bunga dan daun tua untuk merangsang pertumbuhan anakan.
  • Siram 2 kali sehari
  • Tidak boleh becek/terlalu basah.
  • Penyemprotan pestisida gunakan jika perlu /jika sudah ada tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit.


Hama dan Penyakit

  • Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat.
  • Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae. Pengendalian kimia: umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; Insektisida berupa Dursban 20 EC atau Hostahion 40 EC.
  • Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
  • Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. Fungisida yang digunakan adalah Antracol 70 WP, Dithane M-45, Orthocide 50 WP atau Difolatan 4F.
  • Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.
  • Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
  • Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan fungisida Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.


6. Panen

  • Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam. 
  • Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
  • Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
  • Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.


7. Pascapanen

  • Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.
  • Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya.
  • Berat tiap ikatan 25-50 kg.
  • Daun bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm)
  • Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan.
  • Ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
  • Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot
  • Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.

4 comments:

makasih atas pencerahannya

Mat pagi saya tertarik ingin mengembangkan bawang daun dimana bisa dapat bibitnya ,,, saya berada di Bali Klungkung, mohon infonya

Saya tertarik dimana agen resmi wilayah sulawesi tenggara untuk dapatkan bibitx

Posting Komentar

Artikel Terpopuler
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...