19 April 2011

Ternak Bebek/ Itik


Ternak Bebek/ Itik
Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.
Bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner(Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nama bebek seperti bebek Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan bebek Mojosari dan bebek Maros.
Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poultry Indonesia Online, dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina sebagai petelur.
Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
Di sepanjang jalan raya pantura, di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini tepatnya di daerah Brebes kita akan menemui toko-toko yang menjual telur asin. Ya telur bebek yang diawetkan dengan cara diasinkan memang dikenal luas dan menjadi ciri khas Kota Brebes. Rasanya yang gurih, legit, dan mengundang selera. Butiran telur yang lebih besar dari telur ayam, rasa yang khas, dan keawetannya membuat telur asin memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya di kulit telur yang biru kehijauan itu, distempel masa kedaluarsanya.
Lebih dari sejuta telur per hari dihasilkan di peternakan-peterakan itik di Brebes . Ini menunjukkan prospek ternak bebek yang menjanjikan. Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.
Sentra peternakan itik di Brebes sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya itik digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari.
Saat ini peternakan itik di Brebes telah berkembang pesat. Ada 10 kelompok tani ternak itik yang menaungi 1.778 peternak itik dengan populasi itik hampir mencapai angka 900.000 ekor. Dengan keuntungan yang memadai dan harga yang relatif stabil, peternakan itik di Brebes terus mengalami peningkatan. Bahkan dari sekadar sambilan, kini peternakan bebek telah menjadi pilihan utama bagi sebagian petani menggeser budi daya bawang merah yang juga menjadi ciri khas Brebes.
Kalkulasinya, peternak bisa mendapat keuntungan dengan memelihara 400 ekor itik. Peternak harus mengeluarkan modal untuk membeli anak itik atau meri senilai Rp 750 sampai dengan Rp 1.000 per ekor. Pada umur enam bulan, itik akan mulai bertelur. Telur yang dihasilkan antara 240-320 butir per-harinya. Harga telur berkisar antara Rp 700 sampai dengan Rp 750 per butirnya. Dengan pendapatan hasil penjualan telur per-harinya minimal Rp 168.000, para peternak bisa menyisihkan keuntungan sekitar Rp 75.000 sampai Rp. 100.000.
Di samping dari daerah asal, itik lokal dikenal berdasarkan daerah pengembangan dan sifat morfologisnya. Ada itik Tegal, itik Alabio, itik Mojosari, dan Itik Maros. Itik adalah unggas yang memiliki ketahanan tubuh yang baik, termasuk tahan terhadap virus flu burung dibandingkan dengan unggas lain. Itik alabio cenderung lebih produktif.
Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Itik yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per-tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Biasanya kandang itik dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng ayag alang-alang. Kandang itik disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang itik harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan itk akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan bebek potong, dipenuhi dengan itik jantan atau itik betina yang sudah afkir alias tidak produktif lagi. Itik jantang relatif lebih cepat pertumbuhan fisiknya. Itik jantan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg dalam waktu 2-3 bulan saja. (M. Taufan Agasta/Cahaya Nusantara, November 2007

1 komentar: