Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berupa pohon. Tanaman mangga berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk
Malaysia dan Indonesia.
Pendahuluan
Produksi
mangga di indonesia pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya
pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan
produktivitas yang rendah tetapi juga kualitas mangga di indonesia sendiri yang masih kurang. Kondisi ini
disebabkan oleh penerapan teknologi dalam budidaya mangga yang belum optimal.
Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis,
golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.
Agroekologi
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.
Varietas
Varietas
yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143.
Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
Persiapan Lahan
Lubang
tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak
tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian
dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm /
+ 5 lt air/pohon).
Penanaman
Penanaman di
awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman
ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan
posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
Syarat tumbuh
Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
Pemupukan
* Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya
dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang
pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15
tahun diberi 60 kg PK.
Pemangkasan
Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap
I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang
setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang
sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya
menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang
tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2
ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3
tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh
pohon dengan rumus cabang 1- 3 - 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
Pangkas Produlsi
Pemangkasan
ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering,
cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang
muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi
dilaksanakan segera setelah panen.
Pendangiran
Dilakukan
2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik
tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam
tanah mati.
Milching (Mulsa)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
Iinduksi Bunga
Untuk
merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPER NASA dengan
dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di
bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot
POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
Pengelolaan Bunga dan Buah
Pengelolaan
bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation,
mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan
:
Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru
atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5
gr/liter).
HAMA DAN PENYAKIT
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat
ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan
mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau
malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur
hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi
dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan
dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama
ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang
pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda
juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan
buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan
seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga
diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas
putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda
terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,
pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA
c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna
sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering
menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan
dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena
lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam
hari. .
d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama
ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya
meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini
langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda
dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang
gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah,
kumpulkan buah terserang lalu dibakar,
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan
terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa
menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga
kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati.
Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini
dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty
mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan
phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan,
penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah
yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi
kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator
yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan
bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah , pemasangan perangkap lalat
buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi
bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan
menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga
dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya
terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian
tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit
ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus
affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan
cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang
menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti
embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe
mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)
i. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.
Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
j. Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
k. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
l. Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
m. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam.
Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
n. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
o. Codot
Memakan buah mangga di malam hari.
Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun
mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan
jaring.
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang alu dengan berat
Panen dan Pasca Panen
Panen
dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan
pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1
cm.
terbaik dan terpercaya. salah satu kunci kesuksesan poker899 adalah pelayanan yang sangat baik kepada para membernya mulai dari keramahan dan kecepatan dalam proses menjadi salah satu pelaynaan spesial yang diberikan poker899. dan kami memberikan pelayanan bonus yang sangat menarik, seperti berikut ini :
BalasHapus-BONUS NEW MEMBER 10.000
-BONUS REFERRAL 10%
-BONUS ROLLINGAN 0.3-0.5% SETIAP MINGGUNYA
-BONUS EVENT BULANAN(JIKA SEDANG ADA EVENT TERTENTU)
WHATSAPP : +855884660017
LINE : POKER899
BBM : 55A84D38
AGEN POKER TERBAIK DIINDONESIA
AGEN JUDI ONLINE BERKUALITAS
AGEN POKER SANGAT AMAN TERPERCAYA
AGEN OMAHA BERKUALITAS TERJAMIN AMAN
BANDAR CEME TERPERCAYA TERBAIK