Ternak lele sangkuriang
merupakan solusi bagi anda yang sudah pernah atau sedang beternak jenis
lele dumbo. Lele sangkuriang ini memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan lele dumbo diantaranya masa panen yang lebih pendek
yaitu sekitar 40 hari, tahan terhadap penyakit dan warna kulit lebih
terang sehingga lebih menarik dimata konsumen. Lele sangkuriang ini
hasil dari perkawinan anak lele ke ibunya sehingga disebut sangkuriang
yang menikahi ibunya sendiri. Hasil dari perkawinan ini menghasilkan
lele unggul yaitu jenis sangkuriang.Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 mdpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu
spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama
pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang
memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya
dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan
lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar
yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia
terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat
tebar tinggi, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh
masyarakat, dan pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang
dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin
meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun
1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh
lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap
penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami
penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding),
seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang
gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap
penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT
Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan
lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu,
lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan
budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang
kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan
pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar
terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk
memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain
Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan
untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan
bagi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan
induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk
dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya
yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele
Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik
melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2
merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang
berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia
tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk
yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang
didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk
betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal
dengan ketinggian 1 m – 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas
tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan
teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap
dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m
dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap
memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya
kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang
dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun
pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik.
Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan
pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu
(air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah
dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan baik untuk
pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
-
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
-
pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
-
Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam
bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di
kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu
pemasukan dan pengeluaran air.
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele
adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam
berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke
pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir)
yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit
dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air
berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau
siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua
bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak
dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi
dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan
tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa
siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang
terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk
“L” mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.
Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a.
|
Persiapan kolam tanah
(tradisional)
|
|
|
|
Pengolahan dasar kolam yang
terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya.
Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok
kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang
untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
|
|
|
Untuk tempat berlindung ikan
(benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir
dan kubangan (bak untuk pemanenan).
|
|
|
Memberikan kapur ke dalam kolam
yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas
tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman
kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga
sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan
sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
|
|
|
Pemupukan dengan kotoran ternak
ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2;
NH4N03 15 gram/m2.
|
|
|
Pada pintu pemasukan dan
pengeluaran air dipasang penyaring
|
|
|
Kemudian dilakukan pengisian air
kolam.
|
|
|
Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh)
hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
|
b.
|
Persiapan kolam tembok
|
|
|
Persiapan kolam tembok hampir sama
dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan
dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk
panen biasanya sudah dibuat Permanen.
|
|
c.
|
Penebaran Benih
|
|
|
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya
benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium
permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin
dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
|
|
|
Penebaran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum
ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu)
dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah
pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya
keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu
kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan
air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih
yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
|
|
d.
|
Pemberian Pakan
|
|
|
Selain makanan alami, untuk
mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa
pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total
ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari.
Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus
dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul,
jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat
dibuat bentuk pellet.
|
|
e.
|
Pemanenan
|
|
|
Ikan lele Sangkuriang akan
mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot
antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan
dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan,
sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain
penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa
paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan
lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat
ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah
berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk
diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat
dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang
diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.
|
Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat
pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau
kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan
akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang
biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme
pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan
pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air
sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan
dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling
kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan
dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan
yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan
yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan
melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan
menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan,
pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan
dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan
budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan
kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi
air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-
Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
-
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
-
Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
-
Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
-
Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
-
Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
-
Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik
-
Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
-
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik
1.
|
Investasi
|
||||||
|
a.
|
Sewa lahan 1 tahun @ Rp
1.000.000,-
|
=
|
Rp
|
1.000.000,-
|
||
|
b.
|
Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp
500.000,-
|
=
|
Rp
|
1.500.000,-
|
||
|
c.
|
Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-
|
=
|
Rp
|
750.000,-
|
||
|
|
|
|
Rp
|
3.250.000,-
|
||
2.
|
Biaya Tetap
|
||||||
|
a.
|
Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1
thn
|
=
|
Rp
|
1.000.000,-
|
||
|
b.
|
Penyusutan bak kayu lapis plastik
Rp 1.500.000,-/2 thn
|
=
|
Rp
|
750.000,-
|
||
|
c.
|
Penyusutan drum plastik Rp
750.000,-/5 thn
|
=
|
Rp
|
150.000,-
|
||
|
|
|
|
Rp
|
1.900.000,-
|
||
3.
|
Biaya Variabel
|
|
|
|
|||
|
a.
|
Pakan 4800 kg @ Rp 3700
|
=
|
Rp
|
17.760.000,-
|
||
|
b.
|
Benih ukuran 5-8 cm sebanyak
25.263 ekor @ Rp 80,-
|
=
|
Rp
|
2.021.052,63
|
||
|
c.
|
Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-
|
=
|
Rp
|
300.000,-
|
||
|
d.
|
Alat perikanan 2 paket @ Rp
100.000,-
|
=
|
Rp
|
200.000,-
|
||
|
e.
|
Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp
250.000,-
|
=
|
Rp
|
3.000.000,-
|
||
|
f.
|
Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,-
|
=
|
Rp
|
1.200.000,-
|
||
|
|
|
|
Rp
|
24.281.052,63
|
||
4.
|
Total Biaya
|
|
|
|
|||
|
Biaya Tetap + Biaya Variabel
|
|
|
|
|||
|
=
|
Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63
|
|
|
|
||
|
=
|
Rp 26.181.052,63
|
|
|
|
||
5.
|
Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000,
|
||||||
6.
|
Pendapatan
|
|
|
|
|||
|
Produksi - (Biaya tetap + Biaya
Variabel)
|
|
|
|
|||
|
=
|
Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,-
+ Rp 24.281.052,63)
|
|||||
|
=
|
Rp 2.418.947,37
|
|
|
|
||
7.
|
Break Event Point (BEP)
|
|
|
|
|||
|
Volume produksi
|
=
|
4.396,84 kg
|
||||
|
Harga produksi
|
=
|
Rp 5.496,05
|
Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya
UD. NABILA LELE
BalasHapusKami petani lele dari Sleman-Yogyakarta yang sudah berpengalaman. Kami menjual induk dan bibit lele sangkuriang berbagai ukuran. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau. Alamat : Jl. Kaliurang Km 13,5 Sleman-Yogyakarta.
Bibit lele yang kami hasilkan adalah bibit lele berkualitas, telah terbukti dengan penanganan yang baik dan benar bibit lele hasil dari produksi kami dapat berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data dari tempat usaha pembibitan lele kami :
Jenis : Sangkuriang (Sertifikat)
Sistem : Intensif.
Pemijahan : Alami.
Sumber air : Air tanah / sumur.
Kolam : Terpal dan semen
Pakan : Cacing sutra.
Pengangkutan:Dikemas dlm kotak styrofoam penahan panas, tahan sampai 17 jam.
Kota tujuan : Seluruh Indonesia.
Kapasitas pengiriman :
UKURAN : KAPASITAS / Ekor / BOX :
2-2 cm : 15.000.
2-3 cm : 8.000.
3-4 cm : 7.000.
3-5 cm : 5.000.
4-6 cm : 4.000
5-7 cm : 3.000
Induk : 15.
Untuk informasi harga murah berkualitas silahkan contak person Andy 085753563403 / 081227354545, kunjungi blog kami di www.mbenih.blogspot.com atau datang langsung ke lokasi pembibitan kami di Jl.Kaliurang Km 13,5 Sleman-Yogyakarta (10 meter selatan Honda AHASS)
Datang….Lihat dan tentukan keputusan yang terbaik bagi anda…..
Catatan :
Cara mempersiapkan air kolam terpal/semen sebelum bibit ditebar :
a) Masukkan air setinggi 20 cm dengan cara dipancurkan
b) Tebar garam ikan/garam grasak 100 g / m2
c) Diamkan selama 3 hari
d) Tambah volume air sesuai ukuran bibit
e) Masukkan pupuk urea 10 g / m2 atau pupuk organik cair dan katalis plankton (probiotik) yang mengandung bakteri nitro (Em4, Sell multi) dosis 10 ml / m2
f) Diamkan selama 5 hari sampai air berubah warna bening kehijauan dan bibit siap ditebar.
makasih analisis kelayakan usaha budidaya lele sangkuriang ini.
BalasHapuswah sangat bermanfaat mas, terinspirasi sekali untuk ikut membuka usaha seperti ini
BalasHapusTanaman Azolla sangat bermanfaat untuk pakan lele.Disamping banyak disekitar kita persediaannya pun besar apalagi dimusim penghujan.Majulah para Peternak Lele Indonesia....
BalasHapusYuk main di situs judi online terbaik iseng iseng banyak bonus nya itudewa
BalasHapus-Bonus Ajak Teman Kamu Bermain Refferensi S/D 100ribu
-Bonus referral sebesar 20% seumur hidup
-Bonus GEBYAR TURNOVER TERBANYAK dapat hadiah utama 100jt
-Bonus Rollingan 0,3
-Bonus New Member 10%