Murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran Burung Muray batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif. Serta penampilan fisiknya yang indah. Ciri umum semua jenis murai batu adalah ekornya yang panjangnya melebihi ukuran badannya. Kepala, leher, dada bagian atas, dan paruhnya berwarna hitam berkilau. Badan bagian bawah berwarna cokelat kemerahan. Panjang badan untuk betina 22 cm, sedangkan untuk jantan mencapai 28 cm.
Murai batu yang banyak dikenal selama ini merupakan jenis burung yang termasuk suku burung "cerdas". Hampir semua jenis yang ada dalam suku tersebut, Turdidae, merupakan burung peniru dan penyanyi terbaik dalam komunitas burung kicauan.
Suku burung ini cukup banyak jenisnya dan tersebar luas di dunia. Jenis-jenis yang ada termasuk dalam banyak kelompok burung, seperti cingcoang, kucica, meninting, tiung, dan anis.
Berbagai jenis burung yang ada dalam suku Turdidae tersebut umumnya mempunyai pola penampilan warna yang beragam dan menarik. Ukuran tubuhnya rata-rata sedang, kepala bulat, kaki agak panjang, paruh runcing dan ramping, dan sayapnya lebar.
Secara umum kelompok burung ini suka memakan serangga atau invertebrata lainnya dan buah-buahan. Dalam mencari makanan, secara umum jenis burung ini suka mencari makan di permukaan tanah dengan terbang rendah.
Karena kehidupannya banyak dihabiskan di permukaan tanah, kelompok burung ini menjadi suka membuat sarang di semak atau pepohonan yang tidak terlalu tinggi. Sarang umumnya berbentuk seperti cawan yang terbuat dari anyaman daun atau ranting kering yang diletakkan di cabang pohon.
Walaupun suku Turdidae memiliki banyak kelompok, tetapi jenis murai batu hanya ada satu. Namun, karena mempunyai penyebaran yang cukup luas, murai batu yang ada di mana-mana berkembang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Perkembangan dalam lingkungan yang berbeda ini kemudian memunculkan variasi bentuk dan ukuran pada tubuhnya, seperti murai asal Sumatera diyakini mempunyai ukuran tubuh yang tidak terlalu besar dan berekor panjang. Berbeda dengan murai batu yang berkembang di Kalimantan. Ukuran tubuhnya agak sedikit lebih besar, ekornya pendek. Demikian pula dengan murai batu yang hidup di kepulauan lain juga mempunyai spesifikasi.
Karena penyebaran burung ini cukup luas, mulai dari India hingga ke Indonesia, maka orang mengenal jenis-jenisnya sesuai dengan daerah asalnya sehingga ada murai batu india, murai batu cina, murai batu filipina, murai batu malaysia, murai batu kalimantan, murai batu sumatera (medan atau lampung), murai batu jawa (larwo), dan murai batu bali yang sudah langka.
Dari beberapa jenis murai batu yang ada masing-masing mempunyai ciri sendiri-sendiri. Dari ciri-cirinya, murai batu yang banyak dipelihara oleh para penggemar burung di Indonesia adalah murai batu yang berasal dari Sumatera, Malaysia, dan Kalimantan. Murai batu dari ketiga tempat tersebut mempunyai penampilan yang cukup bagus saat berkicau. Kalau berkicau, mampu melagukan irama yang cukup merdu. Tidak jarang murai batu ini juga menyanyikan irama lagu burung lain. Adapun ciri murai batu dari ketiga tempat tersebut adalah sebagai berikut :
Salah satu ciri khas murai batu dari negeri jiran ini adalah badannya yang kecil dengan kombinasi ekor yang cukup panjang. Ekor murai batu malaysia ini bila dilihat secara seksama agak tipis dibanding dengan murai batu dari tempat lain. Karena tulang bulu ekornya lebih tipis dan panjang, dalam keadaan diam ekor murai batu asal Malaysia ini agak melengkung ke bawah (lentur).
Bila sedang berkicau, gerakan ekornya naik turun seperti cambuk. Dari segi suara, burung ini cukup merdu dan variatif irama lagunya. Burung ini cukup cerdas sehingga mudah dilatih dengan lagu burung lain yang merdu.
Murai batu sumatera yang dikenal selama ini ada ada dua, yaitu dari Medan dan Lampung. Pkdahal, secara umum di berbagai daerah di Sumatera masih bisa ditemui murai batu. Namun, karena pedagang dari berbagai daerah, khususnya Jawa, kalau membeli murai batu ke pengepul di Medan atau Lampung, menjadikan orang menganggap murai batu di Sumatera hanya ada di Medan dan Lampung.
Murai batu yang berasal dari Sumatera ini secara umum badannya sedikit lebih besar dari murai batu malaysia. Ekornya kira-kira sepanjang 22-24 cm. Karena tulang bulunya lebih tebal maka pada saat bernyanyi ekor yang digerakkan naik turun terlihat agak kaku.
Dari segi suara, secara umum penggemar burung lebih menyukai murai batu asal Medan dibanding dari Lampung. Hal itu dikarenakan penggemar burung mengganggap murai batu asal Medan ini lebih cerdas sehingga kalau diisi dengan suara burung lain lebih mudah meniru. Kemudian, dalam membawakan lagu antara variasi satu dengan variasi lagu lain bisa bersambungan dan ngeroll. Yang dari Lampung dalam membawakan lagu sering mengulang-ulang atau istilah dalam perburungan ngeban.
Murai batu dari Kalimantan ciri fisik utamanya adalah ukuran badannya sedang dengan variasi ekor yang jauh lebih pendek dibanding dengan murai batu asal Malaysia atau Sumatera. Panjang ekor rata-rata hanya 13 cm, semakin ke ujung ekornya semakin melebar.
Murai batu asal Kalimantan kurang begitu disukai karena dianggap kurang mempunyai banyak variasi lagu. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Asal mau mendidiknya atau melatih dengan lagu burung lain, murai batu asal Kalimantan tidak kalah dengan murai batu asal Sumatera atau Malaysia. Cuma, dari segi penampilan murai batu Kalimantan memang kalah menarik sebab ekornya yang pendek kalau lagi berkicau naik turunnya tidak seindah murai batu asal Malaysia atau Sumatera.
Namun demikian, bukan berarti burung ini jelek. Dalam hal lagu, murai batu kalimantan memang kalah dengan murai batu asal Sumatera. Namun, kalau perawatan sejak awal baik dan dipadu dengan pemberian master burung yang punya suara merdu, burung ini tidak kalah dengan murai batu asal Sumatera atau Malaysia.
(ARIEF_SDA)
Pemikat burung muray batu biasanya akan mencari muray, dgn berbekal seekor MB pemikat yang sudah ngerol.
Sampai di lokasi yang dia tuju, maka MB pemikat langsung diletakkan di tempat yang dia tentukan dan MB pemikat langsung akan berbunyi. Biasanya tidak beberapa lama akan datang seekor MB betina menghampiri MB pemikat. Dalam hitungan detik MB betina ini langsung lari mendengar MB pemikat berbunyi.
Tak lebih dari 2 menit setelah itu, datang MB jantan dan MB betina yang tadi lari dan langsung berusaha menghajar MB pemikat.
Setelah itu, terperangkaplah sepasang MB tsb.
Inti sari dari episode tsb di atas adalah:
1. MB sangat sensitif sekali menjaga wilayah teritorialnya, baik yang Co maupun Ce.
2. MB adalah jenis burung yang mempunyai sifat monogami.
Begitu MB pemikat menyusup ke wilayahnya, MB betina langsung melaporkan kejadian ini pada sang Jantan.
Diasumsikan MB bakalan adalah MB tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
1. Mata
Hindari membeli MB yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika MB sudah katarak, resiko MB tsb menjadi buta sangat tinggi sekali.
2. Kaki.
Usahakan cari kaki MB yang berwarna hitam, karena MB yang memiliki warna hitam pada kakinya, diyakini punya mental berani. Tapi ingat, bukan berarti kaki berwarna lain tidak bagus.
Hindari memilih MB yang memiliki kuku kaki bagian belakang (kelingking) berwarna tidak sejenis, yaitu satu hitam satu lagi putih.
Kami menyebut kuku yang seperti ini dgn sebutan kuku ******.
MB yang memiliki kuku seperti ini sangat diyakini memiliki mental yang tidak stabil, artinya kalau lagi on fire dia bisa hebat, tapi juga sering down.
3. Ekor.
Cari MB yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat MB memainkan ekornya pada saat ditrek.
Hindari membeli MB dengan ekor bercabang atau menggunting. MB ini diyakini memiliki mental tidak stabil.
Hindari juga membeli MB yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari MB tsb, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
4. Bulu Dada.
Kebayakan MB memiliki bulu dada berwarna coklat, tapi jika anda mendapatkan MB dgn bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki anda. MB bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
5. Usia
Jangan pernah menilai usia MB hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli.
Tipsnya, tangkap MB tersebut, buka mulutnya dan perhatikan rongga mulutnya. Jika masih berwarna putih atau sedikit cerah, maka MB tersebut masih muda, jika sudah berwarna hitam berarti MB tsb sudah tua dan semakin pekat warna hitamnya, semakin tua usia MB tsb.
MB bakalan muda juga mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat dibagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
6. Tingkah.
Jika ada MB bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan kita, inilah MB dengan mental berani.
MB seperti ini adalah MB yang menjadi rebutan bagi para hobbies di BNA.
(herryaceh)
bentuk kepala ceper
tubuh panjang setara
ekor tidak panjang
paruhnya sedang.
Kretekan keras dan padat.
(Moelsip)
1. Pilih patuk yang agak lurus
2. leher besar panjang
3. garis hitam didada agak keatas cari yang rata dengan sayap
4. ekor melengkung mulai pangkal
(joko sutikno)
MB berdasarkan Daerah Tangkapan
- Muray Batu Kawasan pesisir, memiliki postur yang agak ramping dan ekor sedang namun sebagian besar tidak memiliki ekor putih, suaranya isian alam agak kurang karena medan tempurnya pesisir. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan MB ini disenangi di BNA dan sekitarnya..., salah satunya adalah MB ini biasanya dari pegunungan yg langsung berhadapan dengan laut (tebing2 di kawasan pesisir ) dengan tingkat persaingan yg sangat keras dengan predator dan sumber pakan yg terbatas ( sehingga tidak rewel dengan makanan ), secara alamiah memiliki temperamen & mental yang sangat bagus...mungkin ini yg menyebabkan lebih mudah beradaptasi dengan manusia & lebih cepat bunyi...( selain itu mungkin juga perawatannya yg baik )Biasanya MB yang berasal dari kawasan pesisir tidak terlalu besar, dan bulu dada yg kurang tebal, tetapi memiliki fisik yang lebih lincah dan kuat dengan vol. yg diatas rata2. (kemungkinan dialamnya sering terbang nentang angin, dan naik turun dari tebing terjal ) dipinggiran laut...
- Muray Batu kawasan pegunungan lebat, memiliki postur rata-rata jumbo dan ekor bervariasi, namun MB dari kawasan ini terkenal galak dan ganas, isian alam MB daerah ini luar biasa apalagi kalau bisa mendapatkan yang muda hutan untuk dimaster. Isian alam MB kawasan hutan lebat biasanya hampir semua suara yang ada dihutan tsb (suara burung-burung hutan, jangkrik hutan, siamang, monyet dan suara-suara aneh lainnya dipadukan dengan tembakan-tembakan/besutan kasar dan tajam). Kalau yang dikawasan air terjun suara isian alamnya ya itu tadi mendesir dan menderu dan dipadukan dengan suara alam sekitar air terjun tsb, biasanya sebelum bunyi ada intronya dulu. Namun dengan kondisi sekarang ini dengan maraknya penebangan hutan secara liar serta perburuan yang merajalela. Banyak MB yang bermigrasi dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya, maka tidak bisa kita mengatakan kalau MB yang ekor hitam hanya ada disatu wilayah saja. Kelebihan MB dari daerah ini yaitu tadi ......banyak isian alamnya..Kekurangannya sedikit liar karena jarang berjumpa dengan manusia dan agak susah makan makanan instan (voer) .Ciri fisik biasanya MB dari daerah ini bodynya besar2,karena tersedianya makanan yg melimpah dan air serta lingkungan/habitat tempat tinggal.tetapi ada juga yang posturnya kecil juga..sama halnya dengan kita-kan.
- Muray Batu kawasan air terjun/ngarai, memiliki karakter yang tenang dan pandangan yang teduh, memiliki suara alam yang khas (menderu dan mendesir), posturnya rata-rata ramping dan warna bulunya agak pudar/tidak mengkilap.
* Mempunyai daya imun (daya tahan) yang kuat, karena MB secara alami bisa memenuhi kebutuhan vitamin/mineral di alam. Makanya burung di alam khususnya MB mempunyai daya imun yang kuat.
* Variasinya suara yang dimiliki biasanya sangat variatif, karena sejak menetas sudah terbiasa untuk memaster suara yang ada di lingkungan alam sekitar, dimana suara alam ini tergantung:
- Jenis burung habitat MB tsb
- Jenis hewan di habitat MB tsb
- Jenis alam yg ditempati MB tsb, misal: suara air terjun, dsb
Namun sedikit kelemahan MB alam ini:
- Perlu penyesuaian saat ditangkap ke kehidupan sangkar
- Bila tidak berpengalaman dalam menangani MB alam saat pertama kali dtangkap, akan cepat mati.
- Beli yang sembarang akan mendapatkan yg kurang bagus.
OK mania
BalasHapusHebat bloging
BalasHapus