Cara Budidaya Pohon Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang
merupakan tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di
Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun
kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang
Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional.
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi empat :
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. 3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
Manfaat tanama Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang
yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
a.
Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang.
Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
2.2. Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
2.3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
3.2. Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
-
Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2
tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan)
dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
3.4. Pengolahan Media Tanam
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
3.5. Teknik Penanaman
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
-
Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100
gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban
dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2
minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
-
Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk
kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1
kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan
bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas
yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti
tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika
tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan
larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5
liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti
dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP
SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi
untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :
PUPUK
|
JUMLAH
|
KETERANGAN
|
UREA
|
207 (kg/ha)
|
Berikan 2x setahun, dalam larikan
yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
|
SP-36
|
138 (kg/ha)
|
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam
satu tahun )
|
KCl
|
608 (kg/ha)
|
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam
satu tahun )
|
Pupuk Kandang
|
0,8-10
(kg/ha)
|
Pupuk dasar, campur dengan tanah
galian bagian atas
|
Dolomit
|
200
(kg/ha)
|
Pupuk dasar, campur dengan tanah
galian bagian atas
|
POC NASA
|
20
(botol/ha)
|
Disiramkan 3 bulan sekali
|
SUPERNASA
|
10
(botol/ha)
|
4 bulan sekali
|
HORMONIK
|
10
(botol/ha)
|
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan
sekali
|
3.6. Pemeliharaan Tanaman
- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
-
Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun
terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
- Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
- Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
- Pangkas daun kering.
- Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
- Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
3.7. Pemeliharaan Buah
- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
-
Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus
kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter
1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm
di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir
terbawah.
- Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
3.8. Hama dan Penyakit
3.8.1. Hama
a. Ulat daun (Erienota thrax.)
Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Menyerang
kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak
daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang,
bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.
c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang
akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik
kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang
tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung
kecil.
d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang
bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis.
Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
3.8.2. Penyakit
a. Penyakit darah
Penyebab
: Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian
dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
b. Panama
Penyebab: jamur
Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus,
mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur,
keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
c. Bintik daun
Penyebab:
jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang
yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum
tanam.
d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar.
Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar
tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman
e. Daun pucuk
Penyebab
: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang
daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
3.9. Panen
- Ciri khas panen
adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku
buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
- Buah pisang dipanen
bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm
dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih
waktu memotong tandan.
- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
-
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10
hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
Peluang Usaha
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung
penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada
tahun 1999.
1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
1. Tahun ke-1 Rp. 5.338.000,-2. Tahun ke-2 Rp. 4.235.000,-3. Tahun ke-3 Rp. 4.518.000,-4. Tahun ke-4 Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
1. Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan Rp. 6.000.000,-
2. Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3. Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
4. Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
1. Keuntungan selama 4 tahun penanaman Rp. 23.363.700,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 5.840.925,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan Rp. 7.500,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar